Kamis, 10 September 2015

CERITA UANG 20 RIBU

Selasa, kemaren..............................

Habis magrib, kami keluar untuk hanya melihat keramaian di lapangan desa tanjungrejo kecamatan jekulo. katanya sih ada tontonan wayang dalam rangka sedekah bumi. Kalau dipikir apa ya hubungannya sedekah bumi dengan wayang? tapi....anggaplah ini suatu cara untuk melestarikan budaya. Bagaimanapun juga wayang merupakan salah satu media penyebaran agama islam.
Agak males sebenarnya, habisnya tenggorakan sakit. Bisa aku bayangin bagaimana banyaknya debu akibat keramaian itu.
Angin malam beberapa hari ini begitu kencang, dan rasanya agak panas hanya klo menjelang subuh saja agak dingin. Terlihat dari luar lapangan banyak lampu lampu dari lapak yang berdiri, diujung barat terdapat panggung besar yang menghadap ke timur. Di depan Panggung terdapat kursi kursi yang disediakan untuk penonton. di kelilingi lapak dan banyak orang orang datang dengan berjalan kaki atau naik motor.
Habis membeli madu di rumah jamu yang terletak di barat lapangan kami masuk. Segera anakku meminta, sosis, arum manis dan mainan. Ketika mau keluar lapangan istriku meminta kacang godok, karena terlalu lama hampir saja ditinggal. Namun Segera si ibu itu datang dan melayani istriku sambil bercerita tentang hampir saja beliau tidak bisa jualan karena motor yang bocor dll.
Kami kepada si ibu, dan siibu mengatakan terimakasih karena telah datang dan mendoakan kelancaran rizki dan kesejahteraan keluarga kami . KArena mau menuggu beliau.
Di rumah anakku minta di ajari mainan barunya di halaman rumah kami, bukan main senangnya. Rasanya ngantuk membuatku pusing.
Tapi......................melihatnya bermain mengalahkan kantukkku dan kebahagiannya adalah sesuatu yang indah bagiku. Jam 21.00 Ibunya anak mengambil kacang godok dan duduk diteras rumah,
" Coba nak ibu pengen lihat"
Dengan Gembira anakku mencoba dan.............mainanya terbang ke atap dan tidak bisa diambil.

Annakkupun sedih.........ibunya jadi bingung dan mau keluar untuk membelikan lagi. Wualah.........
Mau istirahat tambah ga bisa nih.

Aku akhirnya keluar, moga masih ada batinku.
KAget juga aku, beberapa lapak yang jualan mainan sejenis tutup. Alhamdulillah di deket panggung ada yang masih buka. Segera aku beli.

Saat memilih mainan, seorang anak digendong mbah utinya menangis.

"Bu...Kenapa cucunya?.
" Ini loh mas minta mainan, lah bapakku di suuruh belike katanya ga ada duwit". Sambil menoleh bapake anak itu yang hanya tersenyum dan bilang. ". Bener kok ga ada duit".

"Hayo mas, mau punya anak tapi ga mau kerja gimana?". Katanya si ibu tadi, dan terlihat sianak yang berharap banget.

" Mpun to bu, ambil saja. insyallah ntar sekalian di bayar".
"Berapa to mas?" tanyaku pada penjual

"20 rb mas". Jawab Penjual.

"Mboten mas". Siibu mengeluarkan uang di dompetnya yang hanya ada 10 rb.

"Sudahlah bu,". kataku

"Mbonten mas, mosok bayari semua". Timpal si ibu.

"Bu, njenengan butuh untuk belanja Kan?".

" Mboten mas, kalau pakai ini saja kalau mau nambahi".

Ya Allah si ibu dengan segala keterbatasannya, masih memiliki harga diri. Sedangkan banyak orang yang sudah mapan. Selalu merasa kurang.

Ketika pamit pulang siibu pun mendoakan untuk kelapangan rizki dan kesejahteraan keluarga kami. Amin...amin.