Kamis, 20 April 2017

JANGAN JADIKAN KEMENANGAN MENJADI KEKALAHAN DI PILKADA JAKARTA

Pesta demokrasi di DKI telah menjadi perhatian masyarakat indonesia, nukan lagi menjadi milik warga DKI sendiri. Percakapan di jalanan, warug, kampus dan banyak tempat dari mulai pinggir kali yang kumuh sampai dengan hotel berbintang 7....ha..ha..bukan di lantai 7nya jakarta ya....

Mulai dari candaan, sekedar ngobrol sampai dengan perdebatan sengit. Semua itu tentang pilkada jakarta. Seakan pilkada jakarta membentangkan sebuah jalan yang membelah indonesia. Pilkada Jakarta....oh..pilkada jakarta.

Media sosial menjadi sarana untuk berkampanye dan penyebaran berita. Mulai dari fitnah dan fakta. Akibatnya...ada yang tersenyum dengan itu, karena mereka mendapat kerjaan dan uang yang berlimpah sebagai buzzer atau apalah namanya. Atau marah- marah tidak karuan karena berita yang dibaca. Bagaimana perdebatan menghiasi kolom komentar di semua artikel, saling caci padahal mereka tidak kenal apalagi bertemu, tak sadarkah kita begitu menjadi jahatnya.....mencaci maki orang yang tidak kenal dan tidak pernah berbuat salah pada kita..

Banyak stigma yang muncul, ada kata ahoker dan pendukung bumi datar....dan banyak lagi. Ini bisa jadi efek buruk demokrasi, bukan salah demokrasinya atau cara menentukan kepemimpinan. Yang salah  adalah karena kapasitas kita. Perdebatan model pemilihan penentuan pemimpin hanya akan membuang waktu jika tidak dilandasi dengan nurani dan ilmu.


TAK ADA YANG KALAH DI PILKADA DKI
Roda sejarah telah berputar dan masyarakat jakarta melalui sistim ketatanegaraan kita kemarin memilih pemimpinnya, fakta di lapangan bahwa semua quick count menyatakan pasangan Anis- Sandi pemenangntya dengan selisih sekitar 17%. 

Harusnya tak ada lagi permusuhan.......kita harus mengapresiasi pidato pasangan Ahok- Djarot yang menerima kekalahan dengan sikap mulia dan kebesaran jiwa. Atau pidato Anis- sandi yang mengajak pendukungnya untuk tidak jumawa. KArena mereka berdua sepakat bahwa jakarta adalah milik kita bersama, khususnya warga jakarta...dan seluruh indonesia.

Ahok- Djarot, KALAH...??? secara hasil pilkada ...iya dan jika kecewa adalah wajar. Namun ingatlah perkataan pak Ahok bahwa kekuasaan itu Tuhan yang kasih. Artinya mau kalah atau menang itu takdir Tuhan. Saya percaya dengan kebesaran jiwanya , beliau tidak merasa kalah....YANG KALAH ADALAH ORANG YANG MENGINGINKAN BENEFIT DENGAN MENDUKUNG BELIAU...,,

JANGAN JADIKAN KEMENANGAN MENJADI KEKALAHAN
Pak Anis- Sandi memang belum dinyatakan sebagai pemenang menurut KPU, setidaknya semua Quick Count menyatakan semua itu. Anis- Sandi memiliki beban berat dipundaknya sebagai pemimpin jakarta selanjutnya. Ketika kemaren muncul pertanyaan; Apakah tidak ada pemimpin muslim yang baik??????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Sekaranglah saatnya pembuktian itu harus dilakukan
Menunjukkan keadilan untuk semua, bahkan harus berani menegakkannya sekalipun itu  kepada pendukungnya sendiri. Jangan dibiarkan justifikasi bahwa pemimpin itu harus islam dan boleh korupsi.

masyarkat jakarta dan Indonesia menunggu pembangunan yang memanusiakan manusia dan saya sepakat bahwa manusia adalah pusat dari pembangunan. 

Ketidakmampuan mengelola jakarta dengan berbagai aspeknya adalah kekalahan  umat, ITU AKAN MERUBAH KEMENANGAN MENJADI KEKALAHAN DAN AKAN MENJADI STRIKE BACK YANG SANGAT MENYAKITKAN.

Jadilah seperti Abu Bakar yang lembut, penyanyang santun dan memiliki ketegasan luar biasa PAk Anis, Atau jadilah seperti Ustman, Pak Sandi. dan jadilah kalian lebah yang merupakan perwujudan sikap seorang muslim..waallahu a'lam.



Tembalang, 21 april 2017




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMOGA BERMANFAAT DAN MOHON SARAN UNTUK PERBAIKAN