Kamis, 19 November 2015

PERTANYAAN BIASA.....AKIBATNYA BURUK LUAR BIASA

SEKILAS TERDENGAR BIASA TAPI BISA BERBAHAYA.
1. Saudara laki2nya bertanya saat kunjungan seminggu setelah adik perempuannya melahirkan : "Hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan ?"
"tidak ada" jawab adiknya pendek.
Saudara laki2 nya berkata lagi : "Masa sih, apa engkau tidak berharga disisinya ? aku bahkan sering memberi hadiah istriku walau tanpa alasan yang istimewa".
Siang itu, ketika suaminya lelah pulang dari kantor menemukan istrinya merajuk dirumah, keduanya lalu terlibat pertengkaran. Sebulan kemudian, antara suami istri ini terjadi perceraian.
Dari mana sumber masalahnya ? Dari kalimat sederhana yang diucapkan saudara laki2 kepada adik perempuannya
2. Saat arisan seorang ibu bertanya : "Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit ? bukankah anak2 mu banyak ?".
Rumah yang tadinya terasa lapang sejak saat itu mulai dirasa sempit oleh penghuninya. Ketenangan pun hilang saat keluarga ini mulai terbelit hutang kala mencoba membeli rumah besar dengan cara kredit ke bank.
3. Seorang teman bertanya : 'Berapa gajimu sebulan kerja di toko itu ?".
Ia menjawab : "1,5 juta rupiah". "Cuma 1,5 juta rupiah? sedikit sekali ia menghargai keringatmu. Apa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu ?".
Sejak saat itu ia jadi membenci pekerjaannya. Ia lalu meminta kenaikan gaji pada pemilik toko, pemilik toko menolak dan mem PHK nya. Kini ia malah tidak berpenghasilan dan jadi pengangguran.
4. Seseorang bertanya pada kakek tua itu : "Berapa kali anakmu mengunjungimu dalam sebulan ?" Si kakek menjawab : "Sebulan sekali".
Yang bertanya menimpali : "Wah keterlaluan sekali anak2mu itu. Diusia senjamu ini seharusnya mereka mengunjungimu lebih sering".
Hati si kakek menjadi sempit padahal tadinya ia amat rela terhadap anak2 nya. Ia jadi sering menangis dan ini memperburuk kesehatan dan kondisi badannya.
Apa sebenarnya keuntungan yang kita dapat ketika bertanya seperti pertanyaan2 diatas ?.
Jagalah diri dari mencampuri kehidupan orang lain. Mengecilkan dunia mereka. Menanamkan rasa tak rela pada yang mereka miliki. Mengkritisi penghasilan dan keluarga mereka dst dst.
Kita akan menjadi agen kerusakan di muka bumi dengan cara ini. Bila ada bom yang meledak cobalah introspeksi diri, bisa jadi kitalah yang menyalakan sumbu nya.
Ganti dg hal2 yg mencerahkan serta mndorong tiap orang selalu bersyukur atas tiap keadaan..srta ajak utk lbh bnyak beramal shaleh...
Semoga bermanfaat.
(Nasehat indah dari bang Remy Arriza Balaga hafizahullah)
Copas Dari Teman

TEMAN ITU............................


Saat aku baca Surat Al Kahfi.............di situ diceritakan tentang dua orang pemilik kebun yang bersahabat karib. Satunya menjadi sangat kaya, banyak anak dan akhirnya menjadi sombong. Yang satunya sederhana dan sholeh.

 Suatu saat pemilik kebun yang kaya mengatakan kepada temannya bahwa karna usahanya semua itu. Toh...kalau akhirnya akherat memang ada, dia pasti mendapat karunia yang baik di sana, jauh lebih baik dari temannya.

Sang teman menasehati pemilik kebun yang kaya, supaya ia bersyukur dan ketika masuk ke kebunya supaya mengatakan :" Masyaallah, la khaula wa la kuwata illa billah ". Agar ia kembali ke jalan yang benar.
Benarlah......ALLAH mengirim petir dan menghancurkan kebun pemilik kaya menjelang panen dan menyurutkan air ke dalam bumi sehingga kering keadaannya.

Dan sadarlah pemilik kebun yang kaya tadi , dia bertobat berkat doa temannya ......................dia beruntung, dia mendapat kesempatan bertaubat ketika masih hidup. Terus.............kita, apakah akan punya kesempatan yang sama. Kesempatan untuk bertaubat ketika masih hidup??? karena di alqur'an juga di kisah 2 teman, yang berkata kepada temannya di akherat ". Hampir saja engkau mencelakakan aku, jika bukan karena rahmat Tuhanku". kepada temannya yang ada di neraka.

Kadang kita sungkan untuk menasehati teman atas nama penghormatan dan privasi, tapi..........bisa jadi kita bukan teman yang baik, bukan teman yang menyayangi teman kita, yang membiarkan teman kita jatuh dalam kesalahan kesalahannya.

Kadang juga kita, merasa tidak suka atas nasehat seorang teman. karena menyinggung kebiasaan dan hobi kita. Apalagi yang menasehati itu bukan selevel kita.

Mari kita becermin, dan berkata pada diri kita. Kita ini teman seperti apa?

Pati, 20/11/2015

Minggu, 01 November 2015

Bubur dan Keselamatan.........................., Dimanakah janji kita kepada ALLAH?

Sabtu 29 okt 2015, Aku meminta tolong memasang asbes seseorang untuk merehab asbes di atas garasi. YAh..........hitung hitung persiapan dalam rangka menghadapi musim penghujan. Cos yang sudah sudah.....banjir juga garasinya.

Setahuku paku paku payungnya mulai kendor, di sebabkan angin yang lumayan kencang di rumah kami. MAklum rumah kami termasuk pegunungan. Apalagi semenjak gunung gunung itu habis diratakan sama Back HOe buat jadi tanah urug di banyak tempat. Anginnya semakin menjadi.

Apa daya ...........rencana dengan harapan menjadi berbeda. Asbes kami pecah berantakan. Kini.........dilema. Aku hanya tersenyum......senyum......senyum...........

Klo tak balikin asbes ntar bocor lagi juga waktunya g panjang, kalau jadi genting........butuh modal banyak nih. Astagfirullah.................( Pikirku).
Ya udahlah bismillah saja......jadi genting...

Kami akhirnya pontang panting cari kayu, cari genting......................

Malamnya aku dapati garasiku bebas menatap langit.............
Bintang bintang bebas ........................masuk ke dalam rumah,
Tapi.....hatiku menjadi dag dig dug............
Ketika awan berarak....gerimispun mulai turun...........

Aku mesti mindah tempat sepatu dan lain lain nih............
" Ya Allah kehendakmu yang terbaik aku berserah.....
Jika hujan terjadipun dan semua basah aku hanya ingin berdoa " Allahumma shoyyiban Nafi'an".

Lanjut hari kedua...........
Aku sudah meminta untuk membuat mal dengan genteng yang sudah ada, karena genteng kudus itu jaraknya antara 22 - 23 cm.

Seharian penuh kami, aku pun mesti ikut membantu di siang yang sangat panas, dan ternyata butuh perjuangan sangat. sangat apa ya...............yah... pokoknya gitulah.
Nasehat untuk diriku". Sabar.........".

Habis ashar pekerjaan tinggal pasang genteng............, menjadi galau saat mendung tiba tiba menebal... Ya Allah, belum lagi aku harus naik turun tangga untuk memenuhi kebutuhan anakku yang minta ini dan itu. Maklumlah.........ibunya g di rumah, dan sejak jum'at kemaren ada di bandung. Nasehat untuk diriku ". Sabar.............".

Sebagian genteng sudah susah payah sebagian kami langsir,......timbul perasaan raguku....
aku minta tolong untuk di coba dulu sebelum semua naik.....dan ternyata..............................
ga dapat di pasang, jarak antar reng hanya di buat 20 cm.............. (Ya........Allah, lemas jadinya, pengen marah...........tapi sama siapa, nggondok juga g buat pekerjaan rampung).

Yang buat aku heran lagi adalah adanya komentar bahwa aku harus buat bubur arang kambang, karena pekerjaan mulainya tidak di buburkan sehingga banyak kesalahan. Kita kan orang jawa, orang jawa itu mesti seperti itu.

Astagfirullah....,

Bagaimana mungkin kata- kata itu meluncur dari seorang guru ngaji,.........yah....bukan salahnya juga sih, itu juga saran menurut keilmuannya.

Bukan masalah buburnya, kalau bubur itu di buat untuk dimakan bagi saya ga masalah, yang jadi masalah bagiku adalah ketika keyakinan bahwa dengan buat bubur jadi tercipta keselamatan itu terjadi.

Bagaimana janji kepada Allah saat kita shalat, " sesungguhnya sholatku, ibadahku,hidupku dan matiku hanya untuk ALLAH Rabb semesta alam".

Lihat bagaimana dalam surat al ikhlas ayat 2 ". Allah tempat bergantung".

Kita memang orang jawa , tapi jalan hidup kita adalah adalah islam.

Keselamatan bukan pada bubur tapi ALLAH lah pemilik keselamatan, semoga tulisane ini bermanfaat, amin.

Kudus, 1 nov 2015