Sabtu 29 okt 2015, Aku meminta tolong memasang asbes seseorang untuk merehab asbes di atas garasi. YAh..........hitung hitung persiapan dalam rangka menghadapi musim penghujan. Cos yang sudah sudah.....banjir juga garasinya.
Setahuku paku paku payungnya mulai kendor, di sebabkan angin yang lumayan kencang di rumah kami. MAklum rumah kami termasuk pegunungan. Apalagi semenjak gunung gunung itu habis diratakan sama Back HOe buat jadi tanah urug di banyak tempat. Anginnya semakin menjadi.
Apa daya ...........rencana dengan harapan menjadi berbeda. Asbes kami pecah berantakan. Kini.........dilema. Aku hanya tersenyum......senyum......senyum...........
Klo tak balikin asbes ntar bocor lagi juga waktunya g panjang, kalau jadi genting........butuh modal banyak nih. Astagfirullah.................( Pikirku).
Ya udahlah bismillah saja......jadi genting...
Kami akhirnya pontang panting cari kayu, cari genting......................
Malamnya aku dapati garasiku bebas menatap langit.............
Bintang bintang bebas ........................masuk ke dalam rumah,
Tapi.....hatiku menjadi dag dig dug............
Ketika awan berarak....gerimispun mulai turun...........
Aku mesti mindah tempat sepatu dan lain lain nih............
" Ya Allah kehendakmu yang terbaik aku berserah.....
Jika hujan terjadipun dan semua basah aku hanya ingin berdoa " Allahumma shoyyiban Nafi'an".
Lanjut hari kedua...........
Aku sudah meminta untuk membuat mal dengan genteng yang sudah ada, karena genteng kudus itu jaraknya antara 22 - 23 cm.
Seharian penuh kami, aku pun mesti ikut membantu di siang yang sangat panas, dan ternyata butuh perjuangan sangat. sangat apa ya...............yah... pokoknya gitulah.
Nasehat untuk diriku". Sabar.........".
Habis ashar pekerjaan tinggal pasang genteng............, menjadi galau saat mendung tiba tiba menebal... Ya Allah, belum lagi aku harus naik turun tangga untuk memenuhi kebutuhan anakku yang minta ini dan itu. Maklumlah.........ibunya g di rumah, dan sejak jum'at kemaren ada di bandung. Nasehat untuk diriku ". Sabar.............".
Sebagian genteng sudah susah payah sebagian kami langsir,......timbul perasaan raguku....
aku minta tolong untuk di coba dulu sebelum semua naik.....dan ternyata..............................
ga dapat di pasang, jarak antar reng hanya di buat 20 cm.............. (Ya........Allah, lemas jadinya, pengen marah...........tapi sama siapa, nggondok juga g buat pekerjaan rampung).
Yang buat aku heran lagi adalah adanya komentar bahwa aku harus buat bubur arang kambang, karena pekerjaan mulainya tidak di buburkan sehingga banyak kesalahan. Kita kan orang jawa, orang jawa itu mesti seperti itu.
Astagfirullah....,
Bagaimana mungkin kata- kata itu meluncur dari seorang guru ngaji,.........yah....bukan salahnya juga sih, itu juga saran menurut keilmuannya.
Bukan masalah buburnya, kalau bubur itu di buat untuk dimakan bagi saya ga masalah, yang jadi masalah bagiku adalah ketika keyakinan bahwa dengan buat bubur jadi tercipta keselamatan itu terjadi.
Bagaimana janji kepada Allah saat kita shalat, " sesungguhnya sholatku, ibadahku,hidupku dan matiku hanya untuk ALLAH Rabb semesta alam".
Lihat bagaimana dalam surat al ikhlas ayat 2 ". Allah tempat bergantung".
Kita memang orang jawa , tapi jalan hidup kita adalah adalah islam.
Keselamatan bukan pada bubur tapi ALLAH lah pemilik keselamatan, semoga tulisane ini bermanfaat, amin.
Kudus, 1 nov 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMOGA BERMANFAAT DAN MOHON SARAN UNTUK PERBAIKAN