Di suatu
tempat,….aku bertemu dengan seorang teman. Tanpa sengaja aku mendengar beberapa
ibu sedang asyik berbicara, sehingga pada suatu persoalan yang menarik
perhatianku. Yaitu bicara tentang keluarga terutama pasangan hidupnya.
Bisa jadi
apa yang mereka lakukan itu menjadi hal yang jamak dan umum bagi kita, khususnya
ibu- ibu. Tanpa sengaja timbul pertanyaan dalam hatiku:” Apakah pasanganku
melakukan hal yang sama? Membicarakan kelemahan dan ketidaksempurnaanku?
Insyaallah tidak, semoga. Amin”.
Disadari
atau tidak, kita telah menetukan pasangan hidup kita atas izin Tuhan. Kita
telah memilihnya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kita ketahui atau
tidak.
Disadari
atau tidak kita tidak menikah dengan orang yang sempurna berdasarkan imajinasi
kita, dan…..apakah kita sudah menjadi sempurna menurut pasangan kita?
Pasangan
kita adalah Pakaian kita(Qs. Albaqarah 2. Ayat 187), ketika membicarakan
kekuranganya dengan orang lain. Tidakkah seperti kita membuka pakaian kita
untuk telanjang dihadapan orang lain? Tidakkah malu ? kecuali kita memang kita
anggota FEMEN. Itu sih pada senang lihatnya.
Yang
lebih ironis, karena mungkin kita sedang marah kita mengumpat dan mengucapkan
kata kata yang tidak pantas untuk pasangan kita. Yang mungkin kalau kata itu
diucapkan orang lain terhadap pasangan kita, rasa marah itu muncul.
BAHAGIAKAH
KITA SETELAH SEMUA ORANG TAHU KELEMAHAN PASANGAN KITA MENURUT KITA? PADAHAL
KITAPUN BUKAN ORANG YANG SEMPURNA.
Kita bisa menulis
1 000 kalimat untuk menulis kekesalan, kejelekan pasangan kita. Tapi seorang
suami sering bilang:”Tak ada yang perlu ditulis, karena aku tak melihat sesuatu
yang perlu ditulis”.
Sebagai
Penutup, mari kita ingat hadist Rosullah.
“Seluruh Ummatku akan diampuni dosa – dosa
kecuali orang – orang yang terang – terangan (berbuat dosa). Di antara orang –
orang yang terang – terangan berbuat dosa adalah seseorang yang pada waktu
malam berbuat dosa, kemudian di waktu pagi ia menceritakan kepada manusia dosa yang
dia lakukan semalam, padahal Allah telah menutupi aibnya. Ia berkata, “Wahai
Fulan semalam aku berbuat ini dan itu.” Sebenarnya pada waktu malam Tuhannya
telah menutupi perbuatannya itu, tetapi justru pagi harinya ia membuka aibnya
sendiri yang telah ditutupi Allah” (Muttafaq’alaih HR: Bukhari dan Muslim)
Semoga
Menjadi Ibrah bagi diriku dan orang lain.
Pati, 13
Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMOGA BERMANFAAT DAN MOHON SARAN UNTUK PERBAIKAN