Rabu, 20 Mei 2015

NASEHAT UNTUK KU SUATU SAAT JIKA TUHAN PERCAYA AKU MENJADI AYAH BAGI MUSLIMAH

SAAT ANAKKU LAHIR
Segala Puji Bagi engkau Tuhan yang memiliki semesta alam
Nak, hari ini tangis mencerahkan dunia. Inilah salammu yang pertama engkau ucapkan pada semesta. Saat Engkau menangis, lihat nak! Semua tertawa dalam keharuan dan kebahagian. Mereka tersenyum dalam doa doa yang terlantun untukmu, semoga engkau menjadi wanita yang muslimah seperti ibunda khadijah istri Rosullah  ibunya orang muslim, setegar Aisyah istrinya fir’aun dalam memegang keimanan dan Seteguh Rabiah Al adawiyah dalam menjalankan kewajibannya sebagai muslim serta seperti Fatimah Al Zahra penghulu wanita muslimah.

SAAT ANAKKU MULAI BERJALAN
Langkah Pertamamu Nak ! Mahasuci Allah.
Langkah yang panjang di mulai dari langkah kecilmu Nak, Masa depan akan dimulai dari hari ini. Kini Engkau mulai akan berjalan sendiri. Mungkin hari ini Engkau masih akan minta Ayah memegang tanganmu dan menjagamu agar tidak terjatuh. Ayah akan berusaha menemanimu sampai Engkau benar benar akan bisa bertumpu dari kakimu sendiri dan Ayah akan melepasmu dari tangan ayah, tapi…..ayah tetap akan melihat dari sampingmu. Karena bisa jadi ayah tak akan mampu lagi untuk itu.

SAAT ANAKKU MULAI SEKOLAH.
Demi waktu. Manusia Benar benar dalam Kerugian. Kecuali Orang yang beriman, yang beramil Saleh dan saling menasehati dalam kebenaran dan Sabar. Demikian 3 ayat dalam Surat Al Asr. Maha Benar Allah dengan segala firmanNYA.
Tak terasa ya nak, kini saat engkau mulai ke bangku sekolah, sebuah pendidikan formal yang mesti engkau jalani. Walau Nak, kamu mesti tahu bahwa pendidikan pertamamu adalah di mulai saat kamu lahir. Ingat ga nak?
Saat kamu mulai lahir dan melakukan inisiasi dini, Tuhan yang membimbingmu itu. Saat engkau belajar mengedipkan matamu, tersenyum kepada ibumu. Lalu tertawa terbahak-bahak, kemudian suasana menjadi pecah karena riuh karena tawa mereka. Lihat lah Nak, kakakmu GFR kemudian datang dengan girang dan lalu datang menciummu karena gemasnya.
Ingat ya Nak, Belajarlah dengan pendengaranmu,…lalu lihatlah dengan matamu dan terakhir sempurnakanlah dengan hatimu untuk mengetahui yang salah atau benar. Karena tidak semua yang engkau dengar , engkau lihat itu sebuah bukan sebuah kebenaran. Hanya hatimu merupakan tempat kebenaran hakiki. Tuhan ada di sana Nak, Jangan Engkau cari di tempat lain.
Hari seakan berlari dengan cepatnya……kini engkau menginjak remaja, Nak kamu bukan lagi anak-anak. Kamu sudah remaja. Kini engkau memiliki tanggung jawab yang besar terhadap dirimu, agamamu,orang tuamu / rumah, terhadap sekolahmu serta lingkungan masyarakat. Nak….Ayah tahu gejolak dalam hatimu, pencarian jati dirimu membuat hatimu gamang akan kebenaran norma keluarga, norma masyarakat apalagi dengan ikatan agama.
Nak Dengar ayah,…..
Saat kamu minta sesuatu pada ayah, tapi seakan dengan kejam lalu ayah bilang “ Jangan dituruti, nanti jadi manja”. Tahu ga kamu Anak yang cantik, hati ayah terasa teriris dan menangis. Ayah ingin menuruti kemauanmu, tapi ayah tak bisa. Ayah tidak ingin menurutimu tapi mengorbankan uang belanja untuk ibumu, saku buat kakakmu dan kebutuhan sekolahmu. Ayah yakin, Ibumu akan bilang “ Turuti saja Yah, Ibu rela”. Kakakmupun akan mengatakan hal yang sama. Namun ayah yang tidak rela melihat kalian akhirnya menderita.
Anakku, gadis tercantik di dunia. Biarlah temanmu bilang tidak keren, tidak gaul atau tidak modis. Kamu mesti tahu nak, Menjadi gaul dan keren bukan karena apa yang kita pakai atau perbuatan yang melanggar tata nilai dan norma. Namun tergantung bagaimana persepsimu terhadap sesuatu itu, tanpa dandan yang menor kamu tetap wanita tercantik di dunia nak.
Saat engkau tertarik dengan lawan jenismu, wajar nak. Namun jangan biarkan rasa cintamu membuatmu terlena dan terjerumus dalam perbuatan yang tidak wajar sehingga engkau akan menyesal seumur hidupmu. Kamu harus tahu nak, Barang yang mahal itu akan di jaga dengan baik. Lihatlah NAk, barang yang murah itu akan di pamerkan. Maka tutuplah tubuhmu dengan jilbab yang menjadikanmu seorang muslimah yang baik, relakah kamu anakmu ayah dan ibumu di masukkan ke neraka gara-gara tidak bisa menjaga amanah yang di berikan Tuhan? Adek adalah amanah itu. Dicintailah karena iman, bukan karena nafsu.
Anakku,…..Ingatlah engkau akan menjadi wanita dewasa dan istri dari suamimu yang beriman. Maka belajarlah jadi wanita yang dewasa dan belajar tugas – tugas sebagai seorang istri dari sekarang.

KETIKA ANAKKU KULIAH
Seperti mimpi ya Cantik, kamu telah lulus SMA . Sebentar lagi kamu akan keluar kota menuntut ilmu yang lebih tinggi. Itu adalah waktu pertama Adek harus keluar dari rumah dan hidup sendiri. Tapi ayah dan ibu percaya , Anakku adalah orang yang cerdas yang selalu melakukan sesuatu dengan Pendengaran, Mata dan Hati.
Kini, tanggung jawabmu akan lebih besar Nak. Kamu Hidup di sana tanpa orang tuamu, namun bukankah adek telah belajar menjadi wanita dewasa dan seorang muslimah? Ayah percaya Adek dan Wanita muslimah selalu bisa menjaga agama , diri dan kehormatannya.
Belajarlah yang baik, rengkuh ilmu dunia dan ilmu akherat dan Doa Ayah-ibu untuk Bidadariku. Tuhan Jagalah Anakku sebagaimana Engkau Tak Lelah Menjaga Langit dan Bumi . Engkaulah sebaik-baiknya Penjaga.

KETIKA ANAKKU MENIKAH
Sedih rasanya…..tapi ini keharusan, Kami akhirnya melepasmu.
Sebagai orang tua, tugas terakhir kami adalah memastikan engkau layak kami titipkan kepada Lelaki Muslim yang saleh. Kami ingin melepas Permata indah ini kepada seorang lelaki yang mampu menjadi imam bagi anak dan istrinya. Menjadi Pohon rindang bagi keluarga untuk bernaung meski dirinya harus terkena panas, ujan dan angin badai.
Ayah minta maaf saat harus beberapi kali akhwat yang engkau ajak kepada ayah, dan ayah harus menunjukkan ketidaksetujuannya. Ayah begitu sedih saat engkau harus masuk kamar dan ayah tahu engkau menulis dalam diarimu disertai hujan tangismu.
Sekali lagi maaf Nak……..
Tapi kini Insya Allah kami setuju, Lihatlah……
Betapa Cantiknya dirimu, Betapa tampannya Imammu. Semoga Kalian Menjadi keluarga yang Sakinah dan Mawaddah Warahmah Amin.
Kepeluk dirimu sebelum engkau mengikuti imammu, dengan Galau dan bahagia aku akan melepaskanmu, melepas segala kewajiban ayah pada anak gadisnya, melepas segala hak ayah terhadap anaknya. Karena mulai hari ini kami tidak lagi memiliki hak atasmu , anak kecilku yang cantik.
“ Anakku, Sekarang kewajibanmu adalah pada suamimu. Utamakan hak haknya diatas kepentinganmu, syurga nerakamu ada pada ridhonya. Suami yang baik  pasti akan memberlakukan istrinya dengan cara yang ma’ruf sebagaimana pesan Rosullah kepada para suami untuk mencontoh beliau. Dia tidak akan menyakitimu, membimbingmu dalam agama dalam mencapai hidup yang lebih baik dunia dan akherat. Dengan memenuhi kewajibanmu terhadap suamimu maka sesungguhnya engkau telah memenuhi kewajibanmu terhadap orang tuamu”.

KETIKA AKU MENJADI SEORANG KAKEK
Waktu telah mengubah segalanya, seperti baru kemaren aku menjadi seorang anak, kemudian menikah dan menimang anakku dan kini……………………………telah lahir cucuku. Setengah terharu aku melihat Imammu memondong bayi merahmu dengan melantunkan azan dan iqomah pada si kecil.
Kini….aku tak lagi muda, sepi……kadang terasa ketika rasa kangen menghampiriku pada anakku terutama cucu kecilku yang tampan. Betapa bahagia ketika semua berkumpul di rumah, ramai, ceria walau rumah ini menjadi berantakan, tapi aku bahagia.
Hingga suatu saat Putriku yang telah menjadi seorang ibu datang dengan si manis yang tampan. Betapa bahagia istriku. Sebuah kebahagian yang terpancar menembus dinding dinding hatiku, setiap saat aku melihat wajahnya. Dalam senyumnya ada kegalauan dan kerinduan tentang anak anaknya, dialah istri yang baik. Wajah tuanya membuat aku ingin menangis jika terbayang semua tentang ketabahannya menderita selama bersamaku.
Satu minggu berlalu, rumah kami terus di warnai keceriaan. Sementara suami anakku telah pulang beberapa hari yang lalu.
Dua minggu, cucu kecilku semakin akrab dengan lingkungan rumah kami dan semakin jauh dia berlari di kampong nan asri ini.
Tiga minggu,…..Sebagai ayah aku bahagia anak dan cucuku datang. Namun…sebagai seorang muslim aku menjadi gelisah. Anakku adalah seorang istri yang memiliki kewajiban atas suaminya, sebuah kewajiban di atas baktinya kepadaku. Karena dengan dia melakukan kewajibannya dia telah membangunkan jalan jalan ke syurga untuk aku dan istriku. Sebagaimana suatu riwayat pada masa Rosullah. Mungkin menantu diam, tapi aku takurnya dia satu kali tak sengaja menjadi tak rindho. Aku takut itu menjadi dosa atas anakku dan bagi kami Karena tidak mengingatkannya akan kewajibannya sebagai istri.
“ Nak, Ayah bahagia….kalian datang. Demi Allah Nak, tapi……Demi Allah juga Ayah menjadi sedih, karena engkau melupakan tugasmu sebagai istri. Sehari seorang istri tidak melakukan tugasnya dia telah menanggung beban yang harus di pertanggungjawabkan oleh dia dan orang tuanya yang mendiamkan di hadapan ALLAH, Bagaimana menurutmu?”.
Wajahmu berubah tidak suka, seakan orang tuamu mengusirmu. Entahlah nak, andai kamu tahu perasaan ayahmu.
“ Relakah engkau Ayahmu akan di Tanya tentang kenapa Anakmu tidak menjalankan hari harinya tanpa menjalankan tugasnya sebagai istri?”
Anakku…………………………..
Pati, 3 feb 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMOGA BERMANFAAT DAN MOHON SARAN UNTUK PERBAIKAN